MADURA HARI INI| Anggota Komisi C DPRD Jawa Timur asal Madura dari fraksi PKB, Nur Faizin menjadi bahan cibiran Masyarakat Madura, setelah viral poster dirinya diberbagai platform media sosial yang menyoroti maraknya peredaran rokok ilegal di empat kabupaten di Pulau Madura yang dinilai semakin meresahkan masyarakat dan menyebabkan kerugian Negara.
Sebelumnya dia menegaskan bahwa rokok ilegal tidak hanya merugikan negara secara fiskal, tetapi juga mengganggu stabilitas pasar serta menciptakan distorsi persaingan usaha di tingkat lokal.
Menurutnya, fenomena ini tidak bisa hanya dipandang sebagai isu ekonomi semata, melainkan juga menyangkut lemahnya tata kelola dan pengawasan aparat penegak hukum.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pandangan Nur Faizin tersebut mendapat kritikan keras dari ketua Forum NGO Madura Zaini wer – wer sekaligus pengusaha rokok.
Dia menilai wacana pemberantasan rokok ilegal yang digaungkan tanpa menawarkan solusi yang solutif justru berpotensi menindas rakyat kecil yang sedang Bertahan untuk menyambung kebutuhan hidup nya.
“Memberantas rokok ilegal tanpa solusi yang kongkrit sama dengan menghilangkan penghasilan Masyarakat kecil yang bertahan hidup dari penghasilan tersebut,” ujar Zaini Wer-wer.
Aktivis sekaligus pengusaha rokok yang diduga memiliki usaha rokok bodong ini juga mengatakan kalau semua diberangus tanpa ada jalan keluar, rakyat kecil mau makan apa?
“Sementara kita semua tahu Langkah kongkrit penindakan yang dilakukan oleh Beacukai dan Polri selama ini yang telah melakukan penyitaan dan membakar jutaan Batang Rokok ilegal. apakah Nur Faizin tidak tahu itu? Atau pura-pura tidak tahu kalau sudah banyak masyarakat kita yang telah di hukum, ucap wer-wer sapaan akrabnya. Jumat, (22/8/2025).
Ia juga menambahkan, semestinya seorang wakil rakyat seperti Nur Faizin berpihak pada masyarakat bawah, bukan sekadar mengulang narasi negara soal kerugian cukai. Menurutnya, masalah rokok ilegal harus dilihat lebih komprehensif, termasuk dampak sosial dan ekonomi pada pekerja sektor informal.
“Kalau memang serius, jangan hanya bicara pemberantasan Rokok ilegal, Coba pikirkan jalan keluar nya yang solutif, misalnya program alih profesi, pemberdayaan dan pembinaan atau kemudahan izin usaha kecil agar menjadi Legal. Jangan sampai rakyat kecil yang di jadikan Korban Sementara ciut pada koruptor perampok uang Rakyat.
Pita cukai yang mahal bahkan selalu mengalami kenaikan setiap tahun menjadi salah satu alasan bagi pengusaha kecil memproduksi yang ilegal,” imbuhnya dengan rasa kecewa.
Statement ini menegaskan bahwa wacana pemberantasan rokok ilegal masih menuai perdebatan di Madura. Di satu sisi ada kepentingan negara untuk menekan kebocoran fiskal.
Namun di sisi lain ada ribuan masyarakat kecil yang menggantungkan hidup dari industri rokok skala UMKM atau rumahan.
Apalagi Para Petani tembakau hari ini mengalami musibah karena cuaca yang tidak bersahabat sehingga petani tembakau khusus di Madura terancam gagal panen.
Mestinya anggota dewan itu harus lebih peka pada penderitaan masyarakat Madura bukan Sok tegas tapi mau menindas rakyat nya sendiri.
Dengan kondisi terancam gagal panen tembakau Milik petani ini, apa solusi yang solutif yang akan di lakukan oleh anggota dewan sok tegas tapi tutup mata atas jeritan Rakyat kecil itu?
“Ingat ya, hanya pengusaha rokok lokal yang mampu membeli tembakau milik petani dengan harga tinggi bukan pengusaha rokok raksasa,” tutup wer-wer sapaan akrabnya.